Senyum yang Menyimpan Luka Terdalam
Di antara riak Danau Bulan Sabit, lentera-lentera kecil berpendar, cahayanya menari-nari di permukaan air yang tenang. Bukan lentera biasa, melainkan jiwa-jiwa yang berkelana, mencari jalan pulang ke dunia roh, dunia yang kabur batasnya dengan alam manusia.
XIAO YU (小雨), seorang gadis yang hadirnya bagaikan mimpi di tengah siang bolong, berjalan di tepian danau. Di dunia manusia, ia hanyalah bayangan samar dari dirinya yang dulu. Ia ingat kehidupan sebelumnya… hanya serpihan-serpihan; aroma bunga plum di musim dingin, suara kecapi yang merdu, dan rasa sakit yang menusuk saat kegelapan menelannya.
Namun, di sini, di perbatasan dunia roh, Xiao Yu adalah Suling Jiwa, penyeimbang antara yang hidup dan yang mati. Tugasnya sederhana: menuntun jiwa-jiwa tersesat menuju keabadian. Tapi hatinya menyimpan luka yang lebih dalam dari palung terdalam. Luka karena lupa.
Bayangan-bayangan di sepanjang jalan berbisik, "Dulu kau bukan Suling Jiwa. Dulu kau… ratu."
Bulan purnama menggantung tinggi di langit, cahayanya membasahi bumi dengan keperakan. Bulan mengingat nama-nama yang terlupakan, cerita-cerita yang hilang. Bulan tahu rahasia Xiao Yu.
Suatu malam, saat Xiao Yu menuntun jiwa seorang prajurit tua, ia melihatnya. LI WEI (李威), seorang pria dengan mata setajam elang dan senyum yang misterius. Li Wei adalah Pemburu Bayangan, pelindung dunia roh dari kekuatan gelap yang mengintai di balik tabir.
Ada sesuatu yang aneh pada Li Wei. Sikapnya dingin, namun matanya menyimpan kesedihan yang mendalam saat menatap Xiao Yu.
"Kau mengenalku?" tanya Xiao Yu, suaranya bergetar.
Li Wei hanya tersenyum pahit. "Dulu, aku bersumpah akan melindungimu. Tapi aku gagal."
Bersama Li Wei, Xiao Yu mulai mengungkap masa lalunya yang hilang. Ia bukan hanya Suling Jiwa, ia adalah Yue'er (月兒), sang putri dari Kerajaan Bulan, yang dikhianati dan dibunuh oleh orang terdekatnya. Kematiannya di dunia lama bukanlah akhir, melainkan awal dari takdir baru, takdir yang dipenuhi dengan sihir, pengkhianatan, dan cinta yang terlarang.
Semakin Xiao Yu mengingat, semakin kuat pula ancaman dari Jurang Kegelapan, tempat para iblis bersembunyi dan memanipulasi takdir. Ia menemukan bahwa kematiannya dulu direncanakan oleh seseorang yang sangat berkuasa, seseorang yang menginginkan tahta Kerajaan Bulan.
Dan di tengah semua kekacauan ini, Xiao Yu jatuh cinta pada Li Wei, pria yang menyimpan rahasia kelam tentang masa lalunya sendiri.
SIAPAKAH YANG BENAR-BENAR MENCINTAI, DAN SIAPAKAH YANG BERMAIN DENGAN BENANG TAKDIR?
Ternyata, Li Wei adalah putra mahkota kerajaan iblis, yang dikirim untuk membunuh Yue'er dan membuka gerbang ke dunia manusia. Namun, ia jatuh cinta pada Yue'er dan berkhianat pada bangsanya sendiri. Ia gagal melindunginya, dan sebagai hukuman, ia dikutuk untuk menjadi Pemburu Bayangan, selamanya terikat pada dunia roh.
Namun, Li Wei bukanlah satu-satunya. Ada kekuatan lain yang lebih jahat yang menarik benang dari balik layar. Kepala Biarawan Zhu (朱), guru spiritual Yue'er, ternyata adalah dalang dari semua ini. Ia menginginkan kekuatan Kerajaan Bulan untuk dirinya sendiri dan telah memanipulasi takdir Yue'er sejak awal.
Di saat terakhir, Xiao Yu harus memilih: memaafkan Li Wei dan bersatu melawannya, atau menyerah pada takdirnya dan membiarkan Jurang Kegelapan menelan segalanya. Ia memilih yang pertama.
Dengan kekuatan cinta dan persahabatan, Xiao Yu dan Li Wei berhasil mengalahkan Kepala Biarawan Zhu dan mengembalikan keseimbangan antara dunia manusia dan dunia roh. Namun, kemenangan itu datang dengan harga yang mahal. Li Wei harus kembali ke kerajaannya, selamanya terpisah dari Xiao Yu.
Di tepi Danau Bulan Sabit, Xiao Yu menatap lentera-lentera yang berlayar. Hatinya masih menyimpan luka, tapi sekarang, luka itu diisi dengan harapan. Ia tahu, suatu hari nanti, mereka akan bertemu lagi.
Lalu, ia berbisik pelan, kalimat terakhir sebelum kabut menyelimutinya: " Bulan akan selalu mengingat janji kita… Selamanya…"
You Might Also Like: Inspirasi Sunscreen Lokal Dengan