Dracin Terbaru: Aku Meninggalkannya Di Istana, Tapi Bayangannya Mengikuti Ke Neraka



Aku Meninggalkannya di Istana, Tapi Bayangannya Mengikuti ke Neraka

Embun pagi merayapi kelopak lotus di taman istana. Dinginnya meresap, sama seperti hatiku. Dulu, di sinilah senyumnya merekah, bagai matahari menerangi kegelapan hidupku. Dulu, aku, Putri Ninghua, mencintai Kaisar Li Wei.

Namun, istana adalah labirin kebohongan. Li Wei, yang kukira mencintaiku, ternyata hanya menginginkan kekuasaan klan Ning. Pernikahan kami, sebuah tipuan. Dia, seorang penghianat.

Aku meninggalkannya. Bukan secara fisik, tapi hatiku. Aku membangun tembok tinggi, menutup semua pintu menuju kehangatan. Aku hidup dalam kebohongan, berpura-pura bahagia, berpura-pura mencintainya sebagai seorang kaisar, bukan sebagai seorang pria.

Tapi bayangannya mengikutiku. Setiap malam, ketika bulan perak menyinari kamar tidurku, aku melihat matanya. Mata yang dulu penuh cinta, kini dipenuhi ambisi dan kekejaman. Aku mendengar bisikannya dalam setiap desau angin, bisikan yang mengingatkanku akan janji-janji palsu.

Pencari kebenaran adalah Wei Lan, adiknya Li Wei. Seorang pangeran buangan, yang matanya menyimpan kesedihan yang sama denganku. Dia melihat kepalsuan di balik senyumku, merasakan luka yang kusembunyikan.

"Yang Mulia," bisiknya suatu malam di taman rahasia, suaranya selembut sutra namun setajam belati, "aku tahu Anda tidak bahagia."

Aku menyangkal. Berpura-pura tidak mengerti. Tapi Wei Lan tidak menyerah. Dia menggali, mencari kebenaran di balik tabir istana. Dia menemukan bukti pengkhianatan Li Wei, kebusukan yang menggerogoti klan Ning.

Konflik memuncak saat Wei Lan mengungkap semuanya di depan istana. Li Wei murka. Dia menuduh Wei Lan berkhianat, memerintahkannya dipenjara. Aku, terjebak dalam jaring kebohongan, harus memilih: diam dan menyaksikan Wei Lan dihukum, atau mengungkapkan kebenaran dan menghancurkan istana yang kubenci.

Aku memilih.

Di hadapan seluruh istana, di hadapan Li Wei yang pucat pasi, aku mengungkap semuanya. Aku mengakui cintaku yang hilang, pengkhianatan Li Wei, dan rencana jahatnya menghancurkan klan Ning.

Li Wei berlutut, wajahnya penuh amarah dan kekalahan. Kekuasaannya hancur, kebohongannya terungkap. Tapi aku tidak merasakan kemenangan. Aku hanya merasakan kehampaan.

Balas dendamku bukan dengan jeritan, bukan dengan amarah. Tapi dengan senyum dingin, senyum perpisahan. Aku meninggalkan istana, meninggalkan Li Wei yang terpuruk, meninggalkan semua kebohongan. Aku pergi, membawa kebenaran bersamaku.

Aku tahu, neraka akan mengikuti Li Wei. Bayanganku akan menghantuinya, mengingatkannya akan cinta yang dia hancurkan.

Dan Wei Lan? Dia menatapku dengan pandangan yang sulit kubaca. Aku hanya tersenyum tipis padanya.

Mungkin, suatu hari, kita akan bertemu lagi. Tapi saat ini, ada rahasia lain yang harus dia temukan.

You Might Also Like: Peluang Bisnis Kosmetik Modal Kecil

Post a Comment

Previous Post Next Post