FULL DRAMA! Cinta Yang Mengakhiri Segalanya



Cinta yang Mengakhiri Segalanya

Babak 1: Bunga Persik di Sungai Waktu

Seratus tahun telah berlalu sejak dosa itu terukir dalam sejarah, seratus tahun sejak janji itu diucapkan di bawah rembulan yang berdarah. Sekarang, di tengah hiruk pikuk kota metropolitan Shanghai yang gemerlap, seorang wanita bernama Meilin, dengan rambut sehitam malam dan mata setajam bintang, merasakan sesuatu yang ANEH. Bukan sekadar déjà vu, melainkan getaran jiwa, seolah ia pernah hidup di tempat ini, mengenali setiap sudut jalan, setiap hembusan angin.

Setiap musim semi, pohon persik di tepi Sungai Huangpu bermekaran dengan warna merah muda yang memabukkan. Bagi Meilin, aroma bunga itu bukan sekadar wewangian; itu adalah memori yang terpendam, serpihan-serpihan kehidupan yang ia yakini BUKAN miliknya.

Di sisi lain kota, seorang pria bernama Zhao Feng, pewaris kekaisaran bisnis yang dingin dan tanpa ampun, dihantui oleh mimpi. Mimpi tentang seorang wanita, mengenakan gaun sutra putih, berdiri di bawah pohon persik, memanggil namanya dengan suara yang mengiris kalbu. Ia tidak pernah bertemu wanita itu di kehidupan ini, namun suaranya, suara itu… ia mengenalinya.

Babak 2: Gema dari Masa Lalu

Pertemuan pertama mereka terjadi secara kebetulan, di sebuah galeri seni yang memamerkan artefak dari Dinasti Ming. Meilin terpaku pada sebuah lukisan seorang wanita bangsawan, anggun dan cantik, dengan tatapan yang menusuk jiwa. Zhao Feng berdiri di sampingnya, merasakan jantungnya berdebar kencang.

"Dia… mirip sekali denganmu," bisik Zhao Feng, suaranya serak.

Meilin terkejut. "Aku… aku tidak tahu apa yang kau bicarakan."

Namun, pertemuan itu memicu serangkaian kejadian yang tak terhindarkan. Mereka berdua mulai menemukan petunjuk-petunjuk tentang masa lalu mereka—sebuah gelang giok yang diwariskan turun-temurun, sebuah buku harian kuno yang penuh dengan puisi cinta, dan penglihatan. Penglihatan tentang intrik istana, pengkhianatan, dan sebuah pembunuhan yang mengerikan.

Babak 3: Kebenaran yang Membara

Melalui penglihatan mereka, kebenaran perlahan terkuak. Seratus tahun yang lalu, Meilin adalah putri mahkota, tunangan dari seorang pangeran yang tampan dan berani—Zhao Feng di kehidupan lampau. Namun, seorang selir yang cemburu merencanakan kejatuhan mereka, menuduh Meilin berkhianat dan membunuhnya. Zhao Feng, dibutakan oleh amarah dan hasutan, mempercayai fitnah itu dan menjatuhkan hukuman mati pada Meilin. Sebelum ajal menjemput, Meilin bersumpah untuk membalas dendam, mengutuk Zhao Feng untuk hidup dalam penyesalan abadi.

Janji itu memang tergenapi. Zhao Feng hidup dalam siksaan selama sisa hidupnya, dihantui oleh rasa bersalah dan bayangan Meilin. Reinkarnasi demi reinkarnasi, mereka selalu bertemu, selalu terikat oleh takdir, namun selalu dipisahkan oleh dosa masa lalu.

Babak 4: Pembalasan Tanpa Amarah

Kini, Meilin memiliki kesempatan untuk membalas dendam. Ia memiliki kekuatan untuk menghancurkan bisnis Zhao Feng, merusak reputasinya, dan membuatnya menderita seperti yang ia derita seratus tahun yang lalu. Namun, saat ia menatap mata Zhao Feng, ia melihat bukan hanya pangeran yang mengkhianatinya, tetapi juga seorang pria yang dipenuhi penyesalan dan cinta yang tak terbalas.

Meilin memutuskan untuk mengambil jalan yang berbeda. Ia memilih keheningan. Ia memilih pengampunan. Ia menarik diri dari kehidupan Zhao Feng, membiarkannya hidup dengan beban masa lalunya, namun tanpa kemarahan atau kebenciannya.

Zhao Feng, yang mengharapkan amarah Meilin, justru hancur oleh pengampunan yang tak terduga. Ia menyadari betapa besar dosanya, betapa besar cintanya, dan betapa besar kehilangan yang ia alami.

Epilog: Bisikan Abadi

Meilin berjalan menjauh, meninggalkan Zhao Feng berdiri di bawah pohon persik yang berguguran. Ia berhenti sejenak, merasakan angin sepoi-sepoi menyapu rambutnya. Ia mendengar bisikan samar, seperti gema dari kehidupan sebelumnya:

" ...aku mencintaimu, meskipun kau membunuhku."

You Might Also Like: Distributor Kosmetik Modal Kecil Untung

Post a Comment

Previous Post Next Post