FULL DRAMA! Tangisan Di Balik Balai Pengadilan Cinta



Embun pagi membelai taman Istana Keadilan, namun dinginnya merayap hingga ke dalam hati Lin Yue. Di balik jubah kebesarannya sebagai hakim agung termuda yang pernah ada, Lin Yue menyimpan rahasia pahit. Sebuah kebohongan yang terjalin rumit, benang-benangnya mengikatnya pada masa lalu yang kelam.

Di sisi lain kota, di tengah hiruk pikuk pasar malam, Xiao Feng mencari. Mencari kebenaran tentang kematian ibunya, seorang wanita terhormat yang dituduh melakukan pengkhianatan. Setiap langkahnya adalah duri, setiap petunjuk adalah pecahan kaca. Xiao Feng tahu, kebenaran itu bersembunyi di balik tembok tinggi Istana Keadilan.

Jalan Lin Yue dan Xiao Feng bersilangan dalam sebuah kasus yang menghebohkan. Korupsi tingkat tinggi yang menyeret nama-nama besar. Lin Yue, dengan segala kekuasaannya, berusaha mengubur kebenaran. Xiao Feng, dengan tekad membara, menggali lebih dalam.

Narasi ini, seperti sungai yang tenang, mengalir pelan namun menyimpan pusaran air yang mematikan. Kata-kata Lin Yue bak belati berselubung sutra, menusuk tanpa meninggalkan bekas. Argumen Xiao Feng, bagai tombak yang ditempa dari amarah, menusuk langsung ke jantung kebohongan.

"Keadilan adalah ilusi, Xiao Feng. Kadang, kebenaran lebih baik dibiarkan terpendam." Bisik Lin Yue, matanya menyiratkan pergulatan batin yang dahsyat.

"Ilusi katamu? Keadilan adalah harapan terakhirku! Aku akan mencari kebenaran itu sampai ke ujung dunia!" Balas Xiao Feng, suaranya bergetar antara amarah dan keputusasaan.

Konflik semakin menekan. Setiap persidangan adalah arena pertarungan. Lin Yue menggunakan setiap celah hukum untuk menutupi jejaknya. Xiao Feng, dengan bantuan sekutu-sekutunya, mengungkap satu demi satu kebohongan. Jaring-jaring kebenaran mulai menjerat Lin Yue.

Puncaknya datang ketika Xiao Feng menemukan surat wasiat ibunya. Surat itu mengungkap rahasia besar: Lin Yue adalah putra haram dari pria yang menjebak ibunya. Lin Yue hidup di atas penderitaan orang lain, menikmati buah dari kebohongan.

Di balai pengadilan yang megah, di hadapan ratusan pasang mata, Xiao Feng mengungkap kebenaran. Lin Yue terdiam. Kebohongan yang selama ini ia pertahankan hancur berkeping-keping. Jabatan, kehormatan, semuanya lenyap dalam sekejap.

Namun, Xiao Feng tidak menghukum Lin Yue dengan hukum. Ia memilih balas dendam yang lebih halus, lebih menyakitkan. Ia membongkar seluruh jaringan korupsi yang dibangun Lin Yue, menyeret nama-nama besar lainnya ke jurang kehancuran. Lin Yue kehilangan segalanya. Lebih dari itu, ia kehilangan martabatnya.

Di akhir persidangan, Xiao Feng menatap Lin Yue dengan senyum dingin. Senyum yang menyimpan perpisahan abadi. "Keadilan telah ditegakkan, Yang Mulia Hakim Agung. Tidurlah dengan tenang."

Lin Yue hanya bisa terdiam, menatap kehancurannya. Balas dendam Xiao Feng tidak berdarah, tapi dampaknya menghancurkan. Seperti senyum yang menyimpan perpisahan, ia meninggalkan bekas luka yang takkan pernah sembuh.

Di balik pintu gerbang Istana Keadilan, Xiao Feng menghilang dalam kerumunan. Misi telah selesai. Tapi, benarkah keadilan telah benar-benar ditegakkan, atau justru keadilan itu hanyalah hantu yang terus menghantui, menari di atas kuburan kebenaran yang dikubur dalam-dalam?

You Might Also Like: Dracin Seru Kau Menolak Bayaran

Post a Comment

Previous Post Next Post