Aula EMAS Istana Jinghua berkilauan di bawah cahaya ribuan lilin. Namun, kemewahan itu tak mampu menutupi aura mencekam yang menyelimuti setiap sudut. Para pejabat istana berdiri tegak, wajah mereka tanpa ekspresi, namun mata mereka memancarkan ketajaman seekor elang yang siap menerkam. Di balik tirai sutra berwarna merah delima, bisikan pengkhianatan bagai desiran angin yang siap membakar istana.
Di tengah intrik ini, terjalinlah kisah cinta terlarang antara Pangeran Mahkota Li Wei, pewaris takhta yang dingin dan berkuasa, dan Selir Yue, seorang wanita yang dipandang lemah namun menyimpan api yang membara dalam hatinya.
Li Wei membutuhkan Selir Yue. Bukan hanya karena kecantikannya yang memukau, tetapi karena pengetahuannya tentang jaringan rahasia di istana. Ia tahu, Selir Yue memegang kunci untuk mengungkap konspirasi yang mengancam takhtanya.
"Janji cinta, Selir Yue?" bisik Li Wei suatu malam di taman rahasia. Angin malam membawa aroma bunga plum yang manis, namun kata-katanya terasa seperti pisau yang dingin.
Selir Yue membalas tatapannya, mata ungunya menyimpan lautan emosi. "Cinta di istana ini adalah permainan, Pangeran. Setiap janji bisa menjadi pedang yang menikam dari belakang."
Hubungan mereka tumbuh dalam bayang-bayang intrik. Setiap pertemuan adalah pertaruhan. Setiap sentuhan adalah pengkhianatan potensial. Li Wei, yang terbiasa mengendalikan segalanya, mendapati dirinya terikat oleh perasaan yang tidak bisa ia pahami. Selir Yue, yang dipandang sebagai pion, mulai memainkan perannya dengan keanggunan dan kecerdasan yang mengejutkan.
Namun, takdir memiliki rencana lain. Konspirasi yang mengancam Li Wei akhirnya terungkap, didalangi oleh Permaisuri sendiri, ibu kandungnya, yang menginginkan takhta untuk adik Li Wei. Dalam pertarungan berdarah untuk kekuasaan, Selir Yue mengorbankan segalanya untuk melindungi Li Wei. Ia ditangkap dan dijatuhi hukuman mati atas pengkhianatan yang tak pernah ia lakukan.
Li Wei, yang dipenuhi amarah dan keputusasaan, terlambat. Selir Yue telah dieksekusi. Namun, sebelum menghembuskan napas terakhir, ia meninggalkan sebuah pesan tersembunyi. Sebuah petunjuk yang membongkar seluruh jaringan pengkhianatan di istana, termasuk kejahatan mengerikan Permaisuri.
Bertahun-tahun berlalu. Li Wei naik takhta, menjadi Kaisar yang adil dan berkuasa. Ia menyingkirkan semua musuhnya, membersihkan istana dari intrik dan korupsi. Di atas takhta emasnya, ia merenungkan cintanya yang hilang, pengkhianatan yang mendalam, dan harga yang harus dibayar untuk kekuasaan.
Namun, di balik semua itu, ada sebuah rahasia yang belum terungkap. Selir Yue, sang wanita yang dianggap lemah, telah mempersiapkan balas dendamnya sejak lama. Kematiannya hanyalah awal dari rencana yang lebih besar.
Pada malam perayaan penobatannya, Li Wei minum anggur yang dipersembahkan oleh seorang dayang baru. Rasa manis yang memabukkan memenuhi lidahnya, diikuti oleh rasa pahit yang tak terlukiskan. Ia tersenyum dingin, menyadari kebenaran yang mengerikan. Dayang itu adalah... kembaran Selir Yue, yang selama ini menyamar, menunggu waktu yang tepat untuk melancarkan pembalasannya.
Kaisar Li Wei jatuh, bukan karena racun, tetapi karena pengkhianatan yang lebih dalam. Ia menghembuskan napas terakhirnya di atas takhta emas, dikelilingi oleh bayangan masa lalu dan janji masa depan yang kelam.
Dan istana itu pun bertanya-tanya, siapakah yang akan menulis sejarah baru, seorang Selir yang mati dengan cinta, atau seorang Kaisar yang hidup dalam pengkhianatan…
You Might Also Like: 0895403292432 Jualan Skincare Bimbingan